Jumat, 12 Agustus 2011

Setelah ditunggu cukup lama, akhirnya pihak Activision telah merilis seri terbaru dari salah satu game FPS andalan mereka, yaitu Call of Duty: Black Ops. Seri ini akan ditangani oleh pihak Treyarch Studios. Selama ini, game-game Call of Duty buatan Treyarch, terkesan kalah pamor dengan seri Modern Warfare yang dikembangkan oleh Infinity Wards. Namun bagaimana dengan Black Ops ini? Apakah kali ini pihak Treyarch dapat kembali memberikan sesuatu yang istimewa bagi gamers?



Treyarch mengambil setting waktu yang cukup unik dalam Call of Duty: Black Ops ini, dimana pihak pengembang tidak menyuguhkan setting World War II, seperti game-game buatan mereka dahulu, namun juga tidak menyuguhkan medan perang modern ala Infinity Ward, melainkan kita akan dibawa ke dalam era perang dingin di tahun 1960an. Dalam game ini kita akan sering kali bertemu dengan tokoh-tokoh besar yang ada dalam dunia nyata.

Kisah dalam Black Ops ini dimulai dengan adegan ketika salah seorang prajurit bernama Alex Mnson ditangkap oleh kelompok misterius. Alex, karakter yang akan kita perankan sepanjang permainan ini, sepertinya menyimpan sebuah rahasia yang ingin dimiliki oleh kelompok tersebut. Oleh karena itu mereka berusaha menyiksa Alex sekaligus menyelediki masa lalunya. Dengan berbagai teknologi serta obat-obatan yang mereka miliki, mereka berhasil memaksa Alex untuk kembali mengingat kembali masa lalunya ketika sedang menjalankan tugas.



Ketika kita sedang bermain, kita mungkin akan berperan sebagai beberapa orang karakter yang berbeda, namun kisah dalam Black Ops ini tetap terfokus kepada Alex Mason serta semua ingatan-ingatannya. Melalui ingatan-ingatan tersebut, kita akan dibawa ke dalam beberapa tempat, mulai dari Cuba, Rusia, Laos hingga Vietnam. Dimana Black Ops ini, pihak pengembang akan mempertemukan kita dengan beberapa karakter, seperti Fidel Castro hingga salah satu Presiden Amerika yang paling terkenal, yaitu John F. Kennedy.

Seperti yang telah ditulis sebelumnya, salah satu perbedaan yang ditawarkan oleh Treyarch dalam Black Ops ini adalah, mereka menceritakan storyline dalam game ini dari sudut pandang seorang Alex Mason. Jadi pihak pengembang tampak benar-benar menonjolkan karakter tersebut. Berbeda dengan seri-seri sebelumnya, dimana karakter yang kita mainkan jarang sekali memiliki dialog, dalam Black Ops ini, kita akan sering mendengar dialog antara Alex dengan karakter-karater lainnya. Tidak hanya itu, disini kita juga akan sering melihat bagaimana wajah dari karakter yang kita mainkan.


Karena diceritakan dari sudut pandang seorang Alex Mason, maka disini kita dapat melihat bagiamana detailnya hubungan-hubungan antara para karakter, seperti hubungan antara Mason dengan Woods dan Bowman, partnernya saat sedang menjalankan misi, atau hubungannya dengan Viktor Reznov yang memberikan intrik tersendiri, hingga penyebab serta bagaimana kebencian Mason terhadap Dragovich.

Tanpa memberikan spoiler mengenai storyline, plot utama dari Black Ops ini adalah kisah dari Alex Mason yang memburu Nikita Dragovich, untuk membalaskan dendam pribadinya, sekaligus untuk menghentikan rencana Dragovich. Sepanjang misi-misi yang dijalaninya tersebut, Alex rupanya juga menemukan dan menyimpan sebuah rahasia penting, dan rahasia itulah yang saat ini diburu oleh kelompok-kelompok tertentu.

Pihak Treyarch sepertinya berhasil membangun sebuah kisah yang cukup solid dalam Call Of Duty: Black Ops ini. Sepanjang permainan kita akan diperlihatkan dengan berbagai intrik serta adegan-adegan yang cukup memukau dari kepingan-kepingan ingatan Alex Manson. Dan untungnya, kepingan-kepingan tersebut berhasil disatukan oleh pihak pengembang untuk menghasilkan sebuah ending yang cukup baik, walaupun mungkin sebagian dari kita sudah dapat menebak bagaimana ending dari game ini.

Secara keseluruhan, gameplay dalam Black Ops ini tidak terlalu berbeda dengan seri-seri Call Of Duty sebelumnya. Control yang ditawarkan juga tidak berbeda dengan seri sebelumnya, namun dalam Black Ops ini pihak pengembang menawarkan sebuah fitur baru yang memungkinkan kita melakukan "dive" dengan menekan tombol prone saat sedang melakukan sprint. Fitur ini sendiri mungkin cukup unik, namun sepertinya tidak berhasil diterapkan dengan baik, hingga tampak tidak terlalu berguna dan tidak memiliki efek yang cukup berarti saat melakukan combat.


Combat dalam game ini sendiri tidak berbeda seperti seri-seri sebelumnya. Alex Mason akan dapat melakukan prone, crounch serta melee attack. Dan bagi PC Gamers yang sempat kecewa dengan hilangnya fitur "leaning" dalam Modern Warfare 2 tidak perlu kuatir, karena fitur tersebut kembali dimunculkan oleh pihak Treyacrh dalam Black Ops ini. Dengan menekan tombol Q dan E, Alex dapat melakuakan fitur yang cukup membantu saat kita sedang berlindung tersebut.

Sistem health dalam Black Ops ini masih sama seperti seri-seri sebelumnya, dimana ketika kita terkena tembakan, maka layar LCD kita akan memerah, dan cukup menyulitkan kita untuk fokus pada musuh. Health dari karakter kita akan pulih dengan sendirinya apabila kita berlindung dari tembakan musuh selama beberapa waktu. Mungkin akan lebih menarik jika Treyarch memberikan beberapa perubahan dalam sistem health ini, mungkin sistem untuk menyembuhkan rekan kita seperti yang ada dalam Gears of Wars series.

Walaupun tidak memperkenalkan sesuatu yang benar-benar baru dalam bidang gameplay, pihak pengembang sepertinya berhasil untuk memunculkan kembali serta menyempurnakan beberapa fitur menarik yang ada dari seri-seri sebelumnya. Masih ingat dengan adegan saat kita menaiki "snow motor" dalam Modern Warfare 2? Adegan semacam itu juga kembali dihadirkan disini, dimana kita akan menaiki sebuah sepeda motor sambil menghabisi musuh-musuh yang menghadang kita.


Dalam seri-seri terdahulu dari Call Of Duty, kita sering menyerang lawan dari atas helikopter, dimana AI kawan kita yang akan mengemudikan helikopter tersebut. Dalam Black Ops, kita juga akan diberi kesempatan untuk mengemudikan berbagai kendaraan, seperti mobil, motor boat dan tentu termasuk juga helikopter. Adegan-adegan saat kita mengendarai berbagai kendaraan tersebut juga diperlihatkan dengan unsur cinematik yang cukup baik. Walaupun mungkin kita akan membutuhkan waktu untuk membiasakan diri saat mengontrol helikopter tersebut.

Call Of Duty: Black Ops sendiri menawarkan sekitar lima belas level yang dapat kita mainkan dalam mode single player. Dan sama seperti seri-seri sebelumnya (serta sama dengan game-game FPS pada umumnya), gameplay dalam Black Ops ini cukup linear, kita berjalan dari satu titik ke titik lainnya. Namun bukan berarti game ini menjadi membosankan. Dalam setiap level, kita akan diberikan beberapa objective yang berbeda-beda. Seperti mempertahankan titik area tertentu, melindungi rekan kita atau menghancurkan tank-tank musuh.

Seperti ciri khas Call Of Duty, pihak pengembang juga memberikan berbagai variasi senjata yang dapat kita gunakan dalam Black Ops ini. Namun pihak Treyarch tidak hanya memberikan senjata-senjata standard, seperti M16, AK-47, Uzi atau Skorpion, namun kita juga akan dapat menggunakan senjata-senjata yang telah dimodifikasi dalam single player ini. Jadi kita dapat menggunakan M16 dengan Grenade Launcher atau Flamethrower, dan kita juga dapat menggunakan AK-47 yang telah dilengkapi dengan scope yang berbeda-beda.


Tentu saja bukan kita yang melakukan modifikasi tersebut dalam mode single player, namun senjata-senjata yang telah dimodifikasi tersebut akan banyak kita jumpai sepanjang permainan. Selain itu kita juga dapat menggunakan senjata yang menurut saya cukup menarik, seperti Crossbow, yang memiliki 2 buah tipe amunisi. Yang pertama merupakan peluru standard, yang dapat kita gunakan layaknya sebuah sniper, sedangkan yang kedua merupakan amunisi yang akan meledak dalam waktu tertentu. Sayangnya senjata ini hanya terdapat di beberapa misi tertentu.

Salah satu masalah terbesar dalam Call Of Duty: Black Ops ini mungkin ada pada AI. Baik AI dari rekan kita maupun AI dari musuh tampak tidak begitu baik. Disini, rekan kita akan cukup sering membantu kita dalam menghabisi musuh, namun seringkali pula, mereka tidak memperhatikan ada musuh yang berdiri dengan gagahnya di samping mereka. Yang lebih "menggelikan" lagi, musuh-musuh tersebut seringkali hanya sibuk mengincar karakter yang kita mainkan, sementara mereka tidak memperdulikan rekan kita yang berada lebih dekat dengan mereka.


Salah satu yang harus diperhatikan adalah, tampaknya pihak Treyarch memasukan unsur kekerasan yang lebih banyak dalam Call Of Duty: Black Ops ini. Disini kita dapat melihat beberapa adegan yang cukup sadis, seperti adegan ketika salah seorang karakter dibutakan matanya, atau ketika kita membunuh lawan dengan pisau, yang diperlihatkan dengan cukup detail. Bahkan dalam salah satu adegan kita juga dapat melihat salah seorang tawanan terpaksa harus menelan pecahan kaca jendela.

Call Of Duty: Black Ops ini menawarkan 4 buah tingkat kesulitan tiap misinya, yaitu Recuit, Regular, Hardened dan Veteran. Game ini menawarkan gameplay yang lebih panjang daripada Modern Warfare 2, namun juga tidak terlalu panjang. Saya sendiri menamatkan game ini dalam tingkat kesulitan Hardened dengan waktu 6 jam, tentu saja mereka yang lebih sering memainkan Call Of Duty series dapat menyelesaikan game ini lebih cepat lagi. Namun setelah menamatkan mode single player dalam game ini, kita juga dapat memainkan mode Zombie, seperti yang diperkenalkan dalam World At War. Mode Zombie dalam Black Ops ini tidak terlalu berbeda dan cukup menghibur.


Walaupun tidak menghadirkan sesuatu yang benar-benar istimewa dalam hal gameplay, namun melalui Black Ops ini, pihak Treyarch nampaknya berhasil membuktikan diri, bahwa game yang mereka kembangkan tidak kalah menariknya dengan Modern Warfare series yang dikembangkan oleh pihak Infinity Wards. Bahkan dalam beberapa hal mereka justru berhasil menggabungkan serta menyempurnakan fitur-fitur yang membuat sebuah game bertema FPS menjadi sangat menarik.

Kebutuhan Minimum:

  1. OS: Windows® Vista / XP / 7
  2. Processor:Intel® Core™2 Duo E6600 or AMD Phenom™ X3 8750 or better
  3. Memory: 2GB
  4. HDD:12GB
  5. Video: Shader 3.0 or better 256MB NVIDIA® GeForce® 8600GT / ATI Radeon® X1950Pro or better
  6. Sound: DirectX 9.0c-compatible
  7. DirectX: 9.0c










0 komentar:

Posting Komentar